Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asal-Usul Buleleng dan Singaraja (Sri Bagening & I Gede Pasekan)

Asal usul nama Buleleng dan Singaraja di Bali. Kisah Buleleng adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Bali. Kabupaten Buleleng memiliki pusat pemerintahan yang terletak di Singaraja. Buleleng dan Singaraja merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang populer di Pulau Bali.

Selain terdapat situs-situs wisata yang menarik, Buleleng dan Singaraja juga memiliki cerita asal-usulnya mengapa tempat tersebut dinamakan Buleleng dan Singaraja. Adakah hubungan antara Buleleng dan Singaraja? Atau dua tempat tersebut tidak ada hubungannya sama sekali. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, yuk kita simak sejarah nama Buleleng dan Singaraja.

Kisah Asal Usul Nama Buleleng dan Singaraja di Provinsi Bali

Pada suatu waktu yang lampau, pulau Bali dipimpin oleh seorang raja yang bernama Sri Bagening. Sang raja memiliki permaisuri yang bernama Ni Luh Pasek. Sri Bagening dan dan Ni Luh Pasek dikaruniai seorang putra. Putra raja tersebut diberi nama I Gede Pasekan. Ketika memasuki usia anak-anak, I Gede Pasekan dititipkan kepada Kyai Jelantik Bogol. Kyai Jelantik Bogol mengasuh I Gede Pasekan dengan sabar dan penuh kasih sayang seperti anaknya sendiri.

Belasan tahun kemudian, I Gede Pasekan sudah tumbuh menjadi pemuda dewasa. Meskipun keturunan bangsawan, I Gede Pasekan ternyata sangat dekat dengan rakyatnya. Hampir setiap hari, I Gede Pasekan pergi sendirian ke berbagai tempat untuk bergaul dengan rakyatnya. Kebiasaan I Gede Pasekan sangat diapresiasi rakyat karena ketika kelak ia menjadi pemimpin, salah satu syarat menjadi pemimpin yang baik yaitu pemimpin yang pandai dalam bersosialisasi dengan rakyat.

Hari itu ketika I Gede Pasekan genap berusia 20 tahun, Sri Bagening memberikan perintah kepada I Gede Pasekan. Perinta tersebut yaitu I Gede Pasekan harus pergi ke desa Panji. Sang Raja Sri Bagening menjelaskan alasan I Gede Pasekan harus ke desa Panji karena disanalah tempat lahir ibunya. Oleh karena itu, Sang Raja memberikan dua buah pusaka kerajaan kepadanya, Dua buah pusaka tersebut yaitu keris dengan nama Keris Ki Baru Semang dan tombak yang bernama Tombak Ki Tunjung Tutur. I Gede Pasekan pun siap menjalankan perintah ayahnya yang tidak lain adalah raja Bali.

I Gede Pasekan segera berangkat melaksanakan perintah ayahnya. Ia berjalan sendirian dan berpakaian seperti orang kebanyakan. Meskipun berjalan sendirian, I Gede Pasekan merasa tidak takut bertemu orang jahat karena membawa dua buah pusaka kerajaan. Selama berhari-hari tanpa berhenti, I Gede Pasekan terus berjalan. Rasa Lelah sepertinya tidak dihiraukan. Namun pada akhirnya, meskipun mencoba melawan rasa Lelah, tubuh I Gede Pasekan tidak dapat dibohongi nya

Malam itu di bawah pohon besar di hutan yang masih liar, I Gede Pasekan beristirahat. Ketika I Gede Pasekan sedang terlelap sepasang mata besar dan menyala sedang mengawasinya. I Gede Pasekan pun terbangun dan terkejut karena ketika bangun, dia sudah berada di atas pundak raksasa. Anehnya meskipun heran melihat raksasa itu, tidak sedikitpun rasa takut hinggap dihati I Gede Pasekan.

I Gede Pasekan bertanya kepada raksasa tersebut terkait siapa identitasnya dan mengapa I Gede Pasekan dibawanya. Namun, pertanyaan-pertanyaan I Gede pasekan tidak di jawab oleh raksasa. Raksasa itu hanya diam. Raksasa terus berjalan menuju ke tempat yang agak tinggi. Raksasa itu ternyata membawa I Gede Pasekan ke Puncak sebuah bukit. Mereka melihat gunung menjulang di sebelah selatan dan lautan yang luas di sebelah utara.

Sang raksasa pun akhirnya berbicara. Ia bilang bahwa dari selatan hingga ke utara itu kelak yang akan menjadi wilayah kekuasaanmu. Setelah berbicara singkat, raksasa segera menurunkan I Gede Pasekan. Tak lama kemudian, raksasa itu melangkah pergi dan menghilang.

Sambil memikirkan apa yang dikatakan oleh raksasa itu, I Gede Pasekan terus berjalan. Hingga akhirnya dia sampai di desa Panji tempat kelahiran ibunya. Sesampainya di desa tersebut I Gede Pasekan berjalan-jalan di pantai. Ketika sedang berjalan di pantai itulah, I Gede Pasekan melihat sebuah kapal besar yang kandas di antara bebatuan Karang.

Asal-Usul Buleleng dan Singaraja Sri Bagening I Gede Pasekan

Ketika termangu-mangu melihat kapal yang kandas itu, seorang pria menghampiri I Gede Pasekan. Pria itu mengaku bahwa ia adalah nahkoda dari kapal besar yang kandas. Sang Nahkoda menghampiri I Gede Pasekan karena dia membutuhkan pertolongan untuk membebaskan kapanya. Ia sudah berjalan kemari, namun tidak ada seorang pun yang bersedia membantu sang nahkoda. Sang nahkoda menjanjikan jika I Gede Pasekan mampu membebaskan kapalnya, maka setengah dari harta yang ada di kapalnya akan diserahkan kepada I Gede Pasekan. Akhirnya I Gede Pasekan bersedia membantu sang nahkoda.

I Gede Pasekan kemudian segera duduk bersila sambil melihat ke arah kapal yang kandas. Tidak beberapa lama kemudian angin kencang berhembus dan membawa ombak bergulung-gulung ke arah kapal. Sedikit demi sedikit, ombak tersebut berhasil membebaskan kapal yang kandas di Karang itu.

Pelaut itu tidak mengingkari janjinya. Separuh harta yang ada di kapal tersebut diberikan kepada I Gede Pasekan. Sejak saat itu, I Gede Pasekan menjadi orang yang kaya raya dan bergelar I Gusti Panji Sakti.

Seiring waktu, wilayah kekuasaan I Gede Pasekan semakin luas. Dia kemudian membangun sebuah istana megah di sebuah hutan yang banyak ditumbuhi pohon Buleleng. Wilayah kekuasaan I Gede Pasekan itu kemudian diberi nama kerajaan Buleleng. Sedangkan istana megah yang dibangun oleh I Gede Pasekan kemudian diberi nama Singaraja yang artinya adalah raja perkasa layaknya singa.

Nilai kebaikan dari kisah asal-usul Buleleng dan Singaraja

Berdasarkan kisah di atas, ada beberapa hal yang dapat kita contoh yang dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
1. I Gede Pasekan walaupun keturunan bangsawan dan calon raja, beliau tetap rendah hati dan dapat bergaul dengan siapaun tanda memandang latar belakang golonga.
2. I Gede Pasekan sangat patuh dan taat pada orang tuanya. Jadi, kita juga harus patuh dan taat pada orang tua kita dirumah.
3. I Gede Pasekan sangat ringan tangan. Hal ini terbukti dari kisah beliau yang bersedia menolong orang asing dengan kekuatan yang ia miliki.

Demikian artikel kami tentang asal usul nama Buleleng dan Singaraja yang ada di Bali. Nama Buleleng dan Singaraja sangat erat kaitannya dengan tokoh I Gede Pasekan yang memiliki gelar I Gusti Panji Sakti. Terima kasih telah membaca sampai akhir. Semoga kisah asal usul salah satu tempat di bali tersebut menghibur pembaca. Yuk bagikan artikel tentang sejarah nama salah satu tempat di Bali tersebut ke teman-teman pembaca melalui akun sosial media di bawah ini.

Posting Komentar untuk "Asal-Usul Buleleng dan Singaraja (Sri Bagening & I Gede Pasekan) "