Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asal-Usul Kabupaten Kediri (Prabu Airlangga - Kerajaan Medang)

Cerita rakyat tentang legenda asal usul nama Kediri pada kabupaten Kediri. Bagi yang belum mengetahui letak lokasi kabupaten Kediri, perlu kami sampaikan bahwa kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pulau Jawa, tepatnya di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Salah satu keunikan kabupaten ini yaitu adanya sungai Brantas yang melintas tepat di tengah wilayah kabupaten Kediri. Akibat sungai ini, kabupaten kediri terbagi menjadi 2 wilayah, yaitu wilayah timur sungai Brantas dan wilayah barat sungai Brantas.

Kabupaten Kediri juga terkenal dengan sebutan Kota Tahu kabupaten tersebut dianggap sebagai yang pertama atau pelopor pembuatan makanan Tahu sejak dulu. Sebagaimana daerah lain di Indonesia, Kediri juga mempunyai cerita asal usul terkait pemberian nama Kediri. Perlu pembaca ketahui bahwa asal-usul nama Kediri ada banyak ragam versinya. Jadi, apa yang akan kami sampaikan ini merupakan satu dari beberapa versi tentang asal usul nama kabupaten Kediri.

Asal Usul Nama Kediri (Prabu Airlangga)

Konon dahulu di Kediri ada sebuah kerajaan besar bernama kerajaan Medang, rajanya bernama Prabu Airlangga yang berasal berasal dari pulau Bali. Ia merupakan seorang putra Raja di Bali dan menjadi raja Medang setelah menikahi putri Raja Medang. Singkat cerita, ketika usia Prabu Airlangga sudah tua, Ia ingin bertapa seperti orang Hindu lainnya. Namun, ia harus menyerahkan tahta kerajaannya terlebih dahulu sebelum pergi bertapa.

Perlu diketahui bahwa prabu Airlangga hanya mempunyai seorang putri yang cantik bernama putri Dyah Sangramwijaya. Ketika sang putri mendapat tawaran dari prabu Airlangga untuk menggantikan beliau, Putri Dyah Sangramwijaya menolaknya. Ia tidak memiliki keinginan untuk menjadi raja dan justru ingin menjadi seorang Pertapa seperti ayahnya. Mendengar apa yang disampaikan putrinya, prabu Airlangga pun akhirnya memahami dan menerima alasan dari sang putri.

Beberapa waktu kemudian, sang putri meminta restu ayahandanya untuk bertapa di goa Selomangleng yang letaknya ada di kaki gunung Klotok. Setelah mendapatkan restu dari ayahnya, Putri Dyah Sangramwijaya mengubah namanya menjadi Dewi Kilisuci. Melihat kepergian putri sematawayangnya, prabu Airlangga sangat sedih. Hingga akhirnya, prabu Airlangga menyerahkan tahta kerajaan kepada kedua putra prabu yang didapat dari selir prabu yang bernama Raden Jayengrana dan Raden Jayanagara.

Setelah prabu Airlangga melihat kedua putranya, ia menjadi ragu. Apabila prabu Airlangga menyerahkan tahta kerajaan kepada salah satu diantara mereka, maka bisa jadi akan menimbulkan iri hati dan menjadikan peperangan. Jadi, prabu Airlangga harus membuat keputusan yang adil untuk kedua putranya. Tiba-tiba, ia pun teringat dengan Empu Baradha yang terkenal dengan kebijaksanaan dan kesaktiannya. Ia memerintahkan bawahannya untuk memanggil Empu Baradha menghadap Prabu Airlangga.

Dalam pertemuan itu, ia meminta Empu Baradha untuk pergi ke Bali untuk mencari tahu tahta kerajaan milik Ayahanda di Pulau Bali apakah di sana ada tahta kerajaan yang masih kosong. Setelah menyanggupi permintaan prabu Airlangga, Empu Baradha segera melaksanakannya. Namun sesampainya di Bali ternyata tahta kerajaan milik Ayahanda Prabu Erlangga di Bali sudah diberikan kepada adiknya.

Mengetahui kabar tersebut, Empu Baradha lalu kembali ke Kerajaan Medang. Empu Baradha segera menghadap Prabu Airlangga dan menyampaikan informasi bahwa tahta milik Ayah prabu Airlangga di pulau Bali sudah diberikan kepada adiknya yang bernama anak wungsu. Mendengar ucapan dari Empu Baradha tersebut, prabu Airlangga pun mengucapkan terima kasih karena Empu Baradha telah mampu melaksanakan apa yang dia minta.

Berhari-hari prabu Airlangga memikirkan cara membagi kerajaannya agar adil kepada dua putranya. Akan tetapi, Prabu Airlangga tidak menemukan ide untuk membagi kerajaannya. Oleh sebab itu, Prabu Airlangga kembali memanggil Empu Baradha untuk meminta saran. Dalam perbincangan antara Prabu Airlangga dan Empu Baradha, Prabu Airlangga meminta bantua kepada Empu Baradha untuk membagi kerajaannya menjadi du bagian yang adil. Adapun kedua bagian tersebut akan Prabu berikan kepada kedua putranya. Empu Baradha pun bersedia membantu Prabu Airlangga.

Asal-Usul Kabupaten Kediri Prabu Airlangga Kerajaan Medang

Keesokan harinya, Empu Baradha terbang dengan kesaktiannya. Sembari terbang, membawa kendi yang berisi air dan menumpahkan air tersebut persis di tengah-tengah kerajaan Medang. Konon katanya, sebuah keajaiban terjadi. Tanah wilayah yang terkena tumpahan air kendi tersebut langsung berubah menjadi aliran air yang deras. Aliran air tersebut semakin lama semakin besar hingga membentuk sebuah sungai. Akhirnya kerajaan Medang terbagi menjadi dua bagian yang sama dengan dipisahnkan oleh sungai tersebut.

Karena pekerjaan dari dari prabu Airlangga sudah selesai, empu Baradha lalu menemui prabu untuk menyampaikan bahwa pekerjaan untuk membagi kerajaan menjadi 2 yang sama besar sudah selesai. Melihat hal tersebut, prabu Airlangga pun mengucapkan terima kasih.

Setelah mendapat laporan dari Empu Baradha, Prabu Airlangga pun segera menyerahkan dua bagian dari kerajaan Medang itu kepada Raden Jayengrana dan Raden Jayanegara. Bagian kerajaan Medang sebelah timur sungai diserahkan kepada Raden Jayengrana yang diberi nama Kerajaan Jenggala. Sedangkan sebelah barat diberikan kepada Raden Jayanagara yang diberi nama kerajaan Panjalu-Kadiri. Setelah tahta kerajaan resmi diserahkan kepada kedua putranya, prabu Airlangga pun pergi bertapa ke Pucangan dengan tenang. Selama masa bertanya, ia mengganti namanya menjadi Maha Resi Gentayu.

Pesan Moral dari Kisah Prabu Airlangga (Asal Usul Kediri)

Dalam cerita rakyat yang kami sampai di atas, ada beberapa pesan moral yang dapat kita jadikan pelajaran hidup. Beberapa diantaranya yaitu tentang bagaimana seharusnya sikap seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus menjadi pemimpin yang adil dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Ketika ditimpa masalah pun tidak panik, ia tidak segan untuk meminta saran dari orang lain tanpa memandang status orang lain seperti yang dilakukan Prabu Airlangga.

Kini dua tempat kerajaan tersebut menjadi kabupaten Kediri. Nama Kediri sendiri berasal dari kata “Kadiri”. Kata “diri” yang berarti adeg atau berdiri dan mendapat awalan “Ka” menjadi “Kadiri”. “Ka” dalam bahasa Jawa kuno yaitu “menjadi Raja”. Kediri juga dapat dimaknai dengan kata berkpribadian, mandiri, atau berswasembada. Kabupaten Kediri adalah gabungan antara Kerajaan Jenggala dan kerajaan Panjalu-Kadiri dengan Sungai Brantas membelah di tengahnya dari selatan hingga ke utara dengan panjang 7 kilometer.

Posting Komentar untuk "Asal-Usul Kabupaten Kediri (Prabu Airlangga - Kerajaan Medang)"