Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asal-Usul Nama Kota Sawahlunto (Raja Sitambago & Silungkang)

 Asal usul nama koto Sawahlonto yang berada di Sumatera Barat. Pada zaman kolonial Belanda, Sawahlunto dikenal sebagai Kota penghasil batu bara. Namun sejak kemerdekaan, pertambangan batu bara mulai dihentikan. Bekas tambang tambang batu bara itu saat ini dijadikan sebagai obyek wisata andalan Sawahlunto. Karena itulah kota di Sumatera Barat tersebut memiliki semboyan Sawahlunto Kota Wisata Tambang yang Berbudaya.

Sawahlunto yang memiliki alam berupa lembah dan pegunungan ini memiliki cerita asal-usulnya yang masih dikenal hingga sekarang. Bagaimana cerita asal-usul Sawahlunto? Mari kita baca dalam kisah berikut ini.

Asal Usul Nama Kota Sawahlunto (Sumatera Barat)

Pada suatu waktu di daerah Lunto, berdirilah sebuah kerajaan yang bernama kerajaan Sitambago Raya . Kerajaan yang rakyatnya hidup makmur aman dan tenteram itu dipimpin oleh raja Sitambago. Ia merupakan seorang raja yang sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Kerajaan Sitambago juga dikenal memiliki lahan yang subur, sehingga pertanian berkembang pesat dengan hasil yang melimpah.

Hingga suatu hari Raja Sitambago terlibat pembicaraan yang serius dengan panglima perang kerajaan pembimbing. Raja diskusi dengan panglima bahwa dengan melimpahnya kekayaan alam kerajaan Sitambago, ia sangat cemas dan khawatir jika ada kerajaan lain yang menyerang dan menjajah kerajaan Sitambago. Mendengar keluhan tersebut, sang panglima memberikan saran untuk memperlakukan wajib militer, khususnya bagi penduduk desa yang berusia 18-35 tahun. Mendengar saran dari panglima, sang raja pun setuju.

Keesokan harinya Raja Sitambago segera menyebarkan beberapa prajuritnya ke pelosok kerajaan untuk mengumumkan tentang wajib militer. Perintah raja tentang wajib militer dipatuhi oleh para pemuda Sitambago. Mereka menyadari pentingnya mempertahankan negeri dari serangan musuh. Ribuan pemuda dari berbagai wilayah Sitambago berduyun-duyun memenuhi alun-alun kerajaan. Para pemuda dengan penuh semangat mengikuti berbagai latihan kemiliteran yang diawasi langsung oleh panglima perang Sitambago. Selama mengikuti wajib militer, para pemuda Sitambago berlatih dengan penuh semangat dan mampu menyerap dengan baik setiap latihan yang diberikan

Sementara itu di perbatasan kerajaan Sitambago, dua prajurit penjaga dikejutkan dengan kedatangan ribuan pasukan kerajaan Silungkang. Mengetahui hal tersebut, para penjaga langsung melaporkan apa yang mereka lihat kepada raja Sitambago. Akhirnya, apa yang dikhawatirkan raja Sitambago menjadi kenyataan. Pasukan Silungkang dengan persenjataan lengkap kini sudah berhadap-hadapan dengan pasukan Sitambago.

Pertempuran perbatasan kerajaan itu pun tidak bisa dihindari lagi. Pasukan Silungkang yang unggul dalam jumlah dan persenjataan menyerbu pasukan Sitambago. Tanpa diduga oleh pasukan Silungkang, tiba-tiba ribuan anak panah menghujani mereka. Meskipun jatuh banyak korban, keunggulan jumlah prajurit membuat pasukan Silungkang terus merangsek maju menyerbu pasukan SItambago. Pasukan Silungkang pun dibuat terkejut dengan kemampuan tempur pasukan Sitambago. Meskipun kalah jumlah dan persenjataan, pasukan Sitambago memiliki keunggulan dalam semangat mempertahankan negeri mereka.

Asal-Usul Nama Kota Sawahlunto (Raja Sitambago & Silungkang)

Di tengah-tengah pertempuran, Panglima Sitambago bertarung secara kesatria dengan panglima Silungkang. Mereka bertarung dengan sengit dan sama-sama berhasil saling melukai. Pertarungan dua panglima kerajaan yang berlangsung sengit itu pun berakhir dengan mengenaskan. Keduanya sama-sama tewas setelah terluka sangat parah.

Di sisi lain, raja Sitambago menanyakan tentang keberadaan panglimanya yang belum menghadap kepadanya kepada seorang prajurit. Sang prajurit pun mengatakan bahwa panglima perang telah gugur setelah bertarung dengan panglima Silungkang. Namun, panglima Silungkang juga tewas dalam pertarungan tersebut.

Sementara itu, di perkemahan pasukan Silungkang, Raja Silungkang marah-marah kepada pasukannya yang kewalahan menghadapi pasukan Sitambago yang jumlahnya tidak seberapa. Sang raja mengatakan bahwa itu mereka itu hanya sekumpulan manusia yang tidak memiliki pengalaman tempur. Ditambah lagi panglima perang tewas dalam pertempuran. Akhirnya raja Silungkang memutuskan untuk memimpin penyerangan secara langsung kerajaan Sitambago yang akan dilakukan besok.

Keesokan harinya, pertempuran yang lebih dahsyat pun pecah. Kedua pasukan dipimpin langsung oleh raja mereka. Raja Sitambago pun turun langsung ke medan pertempuran. Raja Sitambago berkata kepada prajurutnya agar mereka bertempur dengan gagah berani dan jangan sampai anak-cucu kalian menjadi bangsa jajahan. Begitu pula dengan raja Silungkang dengan ambisi memiliki banyak tanah jajahan. Raja Silungkang mengerahkan semua pasukannya menyerbu Sitambago .

Dalam pertempuran tersebut, pasukan Sitambago terdesak hingga ke alun-alun kerajaan. Namun, mereka tidak patah semangat. Meskipun kalah jumlah, pasukan Sitambago dengan semangat mempertahankan negara, berhasil membuat sebagian besar pasukan Silungkang tewas. Pasukan Sitambago menyadari sudah terdesak hingga ke gerbang istana. Tidak ada pilihan lain, mereka harus bertempur mati-matian. Sedikit lagi pasukan musuh sudah bisa mencapai jantung kerajaan.

Sedangkan bagi Raja Silungkang, dia tidak peduli dengan ribuan prajuritnya yang tewas. Baginya, mencari kebesaran dengan cara menjajah kerajaan lain lebih penting daripada nyawa prajuritnya.

Kedua raja yang memimpin pasukannya pun bertemu di tengah-tengah pertempuran.
Raja Silungkang : “Mari kita selesaikan pertempuran ini dengan pertarungan secara kesatria dua orang raja.”
Raja Sitambago : “Sebagai seorang raja, apa kamu tidak sedih dengan tewasnya prajurit kerajaanmu?”
Raja Silungkang : “Aku tidak perduli. Aku sudah tidak sabar ingin membunuhmu. Setelah itu, seluruh rakyatmu akan kujadikan budak. Hahaha…”
Maka terjadilah pertarungan dua orang raja.

Raja Sitambago bertarung demi keselamatan rakyatnya, sedangkan Raja Silungkang bertarung demi ambisi menjajahnya. Pertarungan terjadi dengan sangat sengit dan sulit diketahui siapa pemenangnya. Tubuh dua orang Raja itu pun penuh dengan luka-luka. Akhir dari pertarungan dua orang Raja itu tidak berbeda dengan pertarungan dua panglimanya. Baik Raja Sitambago maupun Raja Silungkang tewas. Tubuh mereka yang sudah penuh dengan luka, jatuh dari kuda pertempuran. Dua pasukan itupun berhenti seiring kematian Raja mereka.

Pasukan Silungkang yang menderita kehilangan sebagian besar prajuritnya memilih mundur dan kembali ke negeri mereka. Tinggallah negeri Sitambago yang porak-poranda akibat perang. Rakyat Sitambago mencoba membangun kembali negeri mereka yang hancur. Bencana kelaparan pun datang akibat perang. Mereka membuka kembali lahan pertanian yang terbengkalai akibat perang. Kali ini mereka membuka lahan pertanian lebih banyak daripada sebelumnya untuk mengatasi bencana kelaparan.

Sawahlunto Berasal dari Kata “Sawa” dan “Lunto”

Lahan pertanian yang paling banyak di buka oleh rakyat Sitambago adalah sawah. Ribuan hektar sawah dibuka dan menghasilkan banyak padi untuk rakyat. Sejak itulah negeri yang berada di wilayah Lunto itu dikenal dengan nama Sawahlunto. Sawahlunto terdiri dari dua kata, yakni “Sawah” yang artinya sebuah lembah luas yang digunakan masyarakat untuk bertani dan dialiiri anak sungai Batang Lunto, dan “Lunto” merupakan nama daerah mereka yang berasal dari nama sebuah pohon legenda yang ada di daerah tersebut.

Posting Komentar untuk "Asal-Usul Nama Kota Sawahlunto (Raja Sitambago & Silungkang)"