Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Rakyat Bujang Kurap dan Danau Rayo (Sumatera Selatan)

Cerita rakyat Musi Rawas (Lubuklinggau) tentang legenda Bujang Kurap dan Danau Rayo. Kisah ini yaitu bercerita tentang pemuda sakti yang baik hati bernama Bujang Kurap dan danau Rayo yang berasal dari Musi Rawas. Nah, mungkin sebagian pembaca masih belum begitu familiar dengan Musi Rawas ya. Musi Rawas sendiri merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Adapun lokasi tepatnya danau Rayo berada di kawasan hutan lindung Kabupaten Musi Rawas, yaitu di desa Sungai Jernih, Kecamatan Muara Rupit. Danau Rayo sendiri memiliki luas 100 hektar dengan panorama yang indah dan air yang Jernih. Di danau ini banyak ditemukan ikan jenis koi kuning, ikan arwana, dan ikan buntal. Namun, siapa yang menyangka dibalik kejernihan airnya, danau ini memiliki legenda yang mahsyur bernama Bujang Kurap. Yuk, kita simak kisah cerita rakyat tersebut selengkapnya.

Legenda Bujang Kurap dan Danau Rayo 

Pada sama dahulu, ada seorang pemuda tampan dan sakti mandraguna. Salah satu kesaktiannya yaitu dia bisa berubah wajah dari pemuda tampan menjadi pemuda buruk rupa. Kesaktiannya ini ia lakukan untuk mengetahui sikap seseorang yang hanya menilai orang lain dari fisiknya, bukan dari kebaikan hatinya.

Suatu hari, pemuda tampan yang berubah rupa menjadi bujang kurap karena sekujur tubuhnya dipenuhi dengan penyakit kurap. Ia mengembara dan singgah di sebuah desa bernama desa Pagar Remayu/ Karang Panggung Lamo. Saat itu desa Karang Panggung Lamo telah digelar pesta rakyat. Pesta itu dihelat secara besar-besaran selama 7 hari 7 malam. Semua rakyat di desa Karang Panggung Lamo bersuka cita mengikuti dan menikmati hidangan pesta.

Di tengah keramaian pesta, Bujang Kurap ikut mendatanginya. Namun, semua orang merasa jijik melihatnya. Bujang Kurap dihardik dan diusir oleh warga yang melihatnya. Warga desa bilang, “Hei anak muda berkurap, untuk apa kau datang kemari? Kau tidak pantas datang ke pesta meriah ini. Membuat bau saja. Kau dengar itu Bujang Kurap? Pergi kau dari sini. Kami jijik melihat badanmu yang penuh kurap dan menjijikkan itu.”

Mereka tidak tahu bahwa pemuda tersebut adalah pemuda sakti. Dengan bersedih hati, Bujang Kurap itupun meninggalkan pesta. Dia berjalan menyusuri jalan desa, hingga tiba di sebuah Dusun. Di dusun itu, ia mendapati seorang nenek tua bernama nenek Bengkuang yang sedang duduk di depan rumahnya.

Bujang Kurap kemudian bertanya kepada nenek, “Mengapa engkau tidak datang ke pesta di sana nek? Semua warga hadir dan berpesta.” Sang nenek pun menjawab bahwa beliau tidak kuat berjalan jauh ke sana karena sudah tua.

Dikarenakan Bujang Kurang merasa lapar, dia pun mencoba meminta makanan dari si nenek. Namun, Nenek itu menyampaikan permohonan maaf tidak dapat memberikan makanan karena nenek tersebut tidak mempunyai makanan.

Pemuda itupun segera mengeluarkan kesaktiannya. Ajaib, hanya dengan memejamkan mata, aneka makanan lezat tersaji di tikar. Pemuda itu menyampaikan kepada nenek agar tidak perlu khawatir dan juga mengajak nenek untuk ikut menikmati makanan lezat yang ada di tikar. Sang nenek yang sudah merasa lapar karena tidak punya makanan akhirnya ikut makan bersama Bujang Kurap.

Selesai makan, Bujang Kurap meminjam sebuah pisau untuk membuat rakit. Ketika selesai membuat rakit, Bujang Kurap memberi pesan pada sang nenek bahwa jika terjadi sesuatu maka nenek dapat naik di atas rakit ini. Rakit tersebut diikat di tiang rumah nenek. Mendengar pesan pemuda Bujang Kurap, nenek semakin yakin bahwa dia bukan pemuda sembarangan.

Setelah berpamitan, Bujang Kurap kembali menuju tempat pesta. Sesampainya di tempat pesta, Bujang Kurap kembali dicemooh oleh warga desa. Mereka melempari, meludahi, menendang, dan menghardik Bujang Kurap agar pergi dari tempat pesta. Mendapat penghinaan tersebut, Bujang Kurap akhirnya naik darah. Dia menantang warga desa. Kemudia ia menancapkan 7 lidi ke tanah yang ada di dekat kakinya.

Kemudian Bujang Kurap berkata, “Hai orang-orang sombong, jika kalian berhasil mencabut lidi yang kutancapkan ini, maka kalian boleh mengusirku dari tempat ini.”
Semua orang turun tertawa mengejek dan seorang warga desa bilang, “Banyak cakap kau Bujang Busuk. Mencabut-cabut lidi seperti ini kan cuma permainan anak kecil.”

Setelah mengejek, dia pun berjalan dan mencabut lidi di dekat bujang kurap. Akan tetapi, dengan susah payah ternyata dia tidak berhasil mencabutnya. Warga berikutnya pun tidak berhasil mencabut lidi tersebut. Berulang kali mereka mencoba, namun anehnya tak satu pun yang berhasil. Semuanya kewalahan dan akhirnya menyerah.

Cerita Rakyat Bujang Kurap dan Danau Rayo Sumatera Selatan

“Mencabut lidi saja kalian tidak mampu, tapi sifat sombong kalian setinggi langit.” Kata Bujang Kurap.
Kemudian dengan mengucap mantra, Bujang Kurap pun mencabut lidi tersebut dan hanya sekali cabut, lidi yang tertancap bisa lepas. Namun satu lidi di tersebut dicabut, air deras muncul dari permukaan tanah dan bertambah deras, hingga mulai membanjiri tempat pesta. Warga pun berlarian untuk menyelamatkan diri.

Akan tetapi, air semakin deras dan deras. Dalam waktu sebentar saja, banjir deras telah menenggelamkan rumah dan harta benda mereka. Hanya sang nenek yang selamat karena menaiki rakit buatan Bujang Kurap. Sementara Bujang Kurap sendiri telah pergi entah ke mana.

Luapan air yang menjadi genangan luas kini dinamai Danau Rayo atau Danau Besar. Sedangkan desa yang semula bernama Desa Pagar Mayu, kini berganti nama desa Karang Panggung atau panggung yang karam. Kini, keindahan Danau Rayo menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Pesan Moral Cerita Legenda Bujang Kurap dan Danau Rayo

Berdasarkan cerita rakyat atau legenda di atas, pesan moral yang dapat kita jadikan pelajaran yaitu agar kita selalu menghargai dan menghormati orang lain, tidak berlaku sombong, serta tidak menilai orang dari bentuk fisiknya saja. Melainkan dari kebaikan hatinya.

Demikian cerita rakyat Bujang Kurang dan Danau Rayo yang berasal dari Musi Rawas/ Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Kami ucapkan terima kasih telah membaca dari awal sampai akhir. Semoga memberikan hiburan kepada pembaca. Jika pembaca menghendaki cerita rakyat, legenda, atau bahkan mitos tertentu, silahkan dituliskan di kolom komentar ya. Jangan lupa bagikan kisah rakyat ini di sosial media teman-teman.

Posting Komentar untuk "Cerita Rakyat Bujang Kurap dan Danau Rayo (Sumatera Selatan) "