Cerita Sangkuriang, Dayang Sumbi, & Gunung Tangkuban Perahu
Kisah legenda cerita tentang Sangkuriang, Dayang Sumbi, dan asal usul gunung Tangkuban Perahu. Pernahkah kalian berwisata ke daerah/ kawasan Cikole, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat? Jika pernah, maka kalian pasti akan melihat ada objek wisata yang Bernama gunung Tangkuban Perahu.
Gunung Tangkuban Perahu yang ada di Bandung Barat mempunyai kisah atau asal usul yang menarik untuk diketahui. Kisah gunung tersebut tidak terlepas dari tiga tokoh kunci, yaitu Sangkuriang, Dayang Sumbi, dan Tumang. Untuk kisah singkat terkait legenda sangkuriang, silahkan dibaca artikel kami di bawah ini ya.
Kisah Sangkuriang dan Gunung Tangkuban Perahu
Pada zaman dahulu di sebuah kerajaan Makmur bernama Parahyangan, hiduplah seorang putri cantik bernama Dayang Sumbi. Dia suka sekali menenun. Suatu hari Dayang Sumbi menenun di teras istana. Entah kenapa hari itu dia sedikit pusing dan lemas, sementara benang pemintalnya berkali-kali jatuh. Karena jatuh berkali-kali, Dayang Sumbi menjadi malas mengambilnya. Hingga akhirnya Dayang Sumbi berkata, “barangsiapa yang berkenan untuk mengambilkan benang pintalan itu untukku, maka saya bersumpah kalau dia laki-laki akan aku jadikan sebagai suami, dan jika wanita akan aku jadikan saudara.”
Pada akhirnya, Dayang Sumbi senang karena benang itu sudah berada didekatnya. Lalu, ia bertanya, siapa gerangan yang mengambilnya? Siapa yang telah mengambilkan benang pintal ini untukku? Sepertinya tidak ada orang di sini. Dayang Sumbi sangat terkejut setelah mengetahui bahwa yang mengambil benang itu adalah si Tumang. Tumang merupakan seekor anjing kerajaan yang terkenal tentang kesetiaan dan kesaktian yang dimiliki.
Tiba-tiba Tumang berkata bahwa ia lah yang telah mengambilkan benang pintalan Dayang Sumbi. Dayang Sumbi pun kaget dibuatnya karena angjing tersebut akan menjadi suaminya. Bagaimanapun Dayang Sumbi tidak bisa mencabut sumpahnya, sehingga akhirnya dia pun menikah dengan Tumang.
Hasil pernikahan antara Dayang Sumbi dan si Tumang melahirkan seorang bayi laki-laki yang berwujud manusia. Bayi tresebut diberi nama Sangkuriang. Setelah anak tersebut lahir, si Tumang mempunyai satu pesan penting yang harus dipatuhi Dayang Sumbi, yaitu jangan sampai memberitahu kepada anak mereka yaitu Sangkuriang bahwa Tumang adalah ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi anak laki-laki yang sehat lincah dan cerdas. Kemanapun Sangkuriang pergi, Tumang selalu mengikuti. Tidak lupa, Tumang juga mengajarkan kesaktian yang dimilikinya. Sangkuriang selalu mengira bahwa Tumang adalah anjing peliharaan semata-mata dan tidak mengetahui jika Tumang adalah ayahnya.
Di suatu hari, istana akan mengadakan pesta. Oleh karena itu, Dayang Sumbi meminta Sangkuriang untuk berburu binatang untuk dijadikan hidangan pesta. Sangkuriang pun pergi ke hutan dan ditemani Tumang. Sayangnya sampai hari gelap, dia tidak mendapatkan hasil. Sangkuriang merasa sangat jengkel karena telah berburu seharian, namun ia tidak mendapatkan hasil. Akhirnya ia mempunyai ide untuk membunuh Tumang (karena seekor anjing) dan menyerahkan dagingnya untuk dijadikan bahan makanan pada acara pesta istana. Dayang Sumbi tidak mengetahui jika daging itu adalah daging si Tumang. Dia mengira itu adalah daging hasil buruan.
Setelah pesta usai, Dayang Sumbi menanyakan keberadaan Tumang yang tidak terlihat di pesta istana kepada Sangkuriang. Karena tersdesak, akhirnya Sangkuriang jujur mengakui perbuatannya, yaitu dia telah membunuh Tumang untuk dijadikan hewan buruan yang dimakan dalam acaar pesta kemarin.
Akhirnya, Dayang Sumbi tidak bisa menahan emosi lalu dia memukul Sangkuriang di keningnya hingga mengucurkan darah. Sangkuriang pun memohon ampun pada Dayang Sumbi namun ditolak. Dikarenakan Dayang Sumbi berani memukul Sangkuriang yang mana Sangkuriang adalah calon putra mahkota, maka Dayang Sumbi diusir dari istana oleh sang raja. Dikarenakan diusir, maka Dayang Sumbi pergi meninggalkan istana.
Waktupun berlalu dan Sangkuriang tumbuh besar menjadi pemuda tampan, sakti, dan disegani. Suatu hari, dia pergi berburu di hutan dan tiba-tiba ia sangat terkejut ketika bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik. Sangkuriang pun langsung terpesona dengan gadis itu yang memiliki wajah yang begitu cantik. Ia tidak tahu jika perempuan itu adalah Dayang Sumbi yang tidak lain adalah ibunya, begitu pula sebaliknya. Mereka akhirnya saling jatuh hati.
Tanpa berpikir panjang, akhirnya Sangkuriang langsung melamar Dayang Sumbi. Dalam hal ini Dayang Sumbi sama sekali tidak mengetahui bahwa Sangkriang adalah putranya. Hingga pada akhirnya Dayang Sumbi menerima lamaran itu. Namun, sebelum hari pernikahan mereka, Dayang Sumbi menemukan bekas luka di kening Sangkuriang yang sama persis dengan anaknya. Betapa kagetnya Dayang Sumbi setelah mengetahui bahwa pemuda ini adalah Sangkuriang yang tidak lain adalah anaknya.
Dikarenakan Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah anaknya, ia pun segera berusaha mencari cara agar pernikahannya dengan Sangkuriang gagal. Akhirnya Dayang Sumbi memberikan syarat kepada Sangkuriang bahwa dia dapat menikahi Dayang Sumbi asalkan mampu memenuhi permintaannya.
Setelah berpikir panjang, akhirnya Dayang Sumbi menemukan syarat yang tidak mungkin dipenuhi oleh Sangkuriang, yaitu Sangkuriang harus mampu mengubah sebuah bukit untuk menjadi bendungan dan membuat sebuah perahu untuk dapat digunakan menyusuri Bendungan yang telah selesai dibangun. Semua permintaan dari Dayang Sumbi tersebut harus sudah diselesaikan Sangkuriang sebelum fajar menyingsing.
Permintaan Dayang Sumbi sungguh berat, namun Sangkuriang tidak ingin kehilangan Dayang Sumbi. Akhirnya dia bersedia mewujudkan semua permintaan Dayang Sumbi. Sangkuriang mengeluarkan seluruh kesaktiannya. Salah satunya yaitu memanggil seluruh makhluk halus, termasuk jin untuk membantunya. Kesaktian Sangkuriang yang luar biasa ini merupakan ajaran ayahnya, yakni Tumang. Selama semalam, meraka berjuang menutup sungai dan mata air dengan tanah dan lumpur hingga menjadikan bukit tersebut menjadi Bendungan.
Ketika semua sudah selesai terbendung, lalu Sangkuriang pergi mencari pohon besar yang kemudian ia gunakan untuk membuat perahu yang sangat besar. Tentu saja perahu tersebut akan digunakan Dayang Sumbi dan Sangkuriang untuk menyebrangi Bendungan tersebut. Melihat pekerjaan Sangkuriang tersebut, Dayang Sumbi mulai gelisah sebab pekerjaan Sangkuriang hampir selesai padahal Fajar masih lama. Dayang Sumbi pun berusaha mencari cara agar usaha Sangkuriang belum selesai sebelum terbit fajar.
Yang dilakukan Dayang Sumbi yaitu berdoa kepada Tuhan dengan khusyuk supaya usaha Sangkuriang tidak berhasil. Dayang Sumbi berdoa, “Oh Tuhan, bagaimana mungkin aku menikah dengan anakku sendiri, itu tidak mungkin. Tolonglah percepat Fajar datang, agar semua makhluk halus itu pergi dan tidak ada yang membantu Sangkuriang menyelesaikan pembuatan perahu besar itu sebelum fajar tiba”.
Akhirnya, keajaiban pun terjadi, yakni matahari terbit lebih cepat. Melihat hal tersebut, Sangkuriang sangat marah, apalagi saat mengetahui jika dia ditipu. Dayang Sumbi akhirnya menangis mendengar perkataan Sangkuriang. Ia tidak mungkin menikahi anaknya sendiri. Mendengar penjelasan Dayang Sumbi, Sangkuriang tidak percaya. Akhirnya Sangkuriang menendang perahu buatannya hingga terlempar jauh. Perahu itu jatuh dengan posisi terbalik dan berubah menjadi gunung yang hingga sekarang dikenal dengan sebutan gunung Tangkuban Perahu.
Pesan Moral dari Kisah Sangkuriang dan Dayang Sumbi
Dari kisah legenda Sangkuriang, Dayang Sumbi, dan asal mula gunung Tangkuban Perahu yang berasal dari Bandung, Jawa Barat ada beberapa pesan moral yang dapat kita jadikan pelajajaran. Yang pertama yaitu dalam agama apapun, kita dilarang untuk menikahi ibu kandung kita, apalagi dengan memaksa. Selain itu kejujuran akan memberikan hal-hal yang baik kepada kita, sedangkan kebohongan akan merugikan diri kita dan lingkungan.
Semoga kisah legenda dari Jawa Barat tentang legenda asal usul gunung Tangkuba Perahu tersebut dapat memberikan hiburan kepada pembaca. Jika pembaca menghendaki kami untuk menulis tentang kisah asal usul, legenda, mitos, atau yang lain, bisa disampaikan di kolom komentar ya. Akan kami usahakan untuk dipublish. Terima kasih sebelumnya.
Posting Komentar untuk "Cerita Sangkuriang, Dayang Sumbi, & Gunung Tangkuban Perahu"